Pengaruh makanan fenolat saat ini sangat menarik karena aktivitas antioksidan dan anti kankernya. Asam fenolat dan flavonoid juga berfungsi sebagai zat pereduksi, penangkal radikal bebas, dan penyempurna pembentukan oksigen singlet. Selain itu, komponen flavonoid dan asam fenolat memainkan peran penting dalam pengendalian kanker dan penyakit manusia lainnya.
Asam fenolik adalah metabolit sekunder yang tersebar secara ekstensif di seluruh golongan tumbuhan. Senyawa fenolik sangat penting untuk pertumbuhan dan reproduksi tanaman, dan diproduksi sebagai akibat faktor lingkungan (cahaya, dingin, polusi dll) dan sebagai bentuk pertahanan tanaman. Tekanan udara dingin menyebabkan kandungan total fenol dan kapasitas antioksidan menjadi tinggi dalam petunia.
Flavonoid adalah senyawa metabolit sekunder tanaman dengan struktur polifenol. Flavonoid disintesis Flavonoid jalur fenilpropanoid dan memulai komponen molekul fenilalanin. Semua flavonoid memiliki kerangka struktural dasar C6-C3-C6, yang terdiri dari dua cincin aromatik C6 (A dan B) dan cincin heterosiklik (C) yang berisi satu atom oksigen.Flavonoid telah diklasifikasikan ke dalam enam subkelompok:
1. Flavones (luteonin, apigenin, tangeritin).
2. Flavonols (quercetin, kaemferol, myricetin, isorhamnetin, pachypodol).
3. Flavanones (hesteretin, naringenin, eriodictyol).
4. Flavan-3-ols: catechins and epicatechins.
5. Isoflavones (genistein, daidzein, glycitein).
6. Anthocyanidins compounds (cyanidin, delphinidin, malvidin, pelargonidin, peonidin, petunidin).
Flavonoid terkenal untuk aktivitas antioksidannya. Antioksidan adalah senyawa khusus yang melindungi sel-sel manusia, hewan dan tumbuhan terhadap efek merusak dari radikal bebas (Reactive Oxygen Species, ROS). Ketidakseimbangan antara antioksidan dan radikal bebas menyebabkan stres oksidatif, yang akan / dapat menyebabkan kerusakan sel. Baru-baru ini, fenolat dan flavonoid telah dianggap sebagai antioksidan yang besar dan terbukti lebih efektif daripada vitamin C, E, dan karotenoid. Sifat antioksidan senyawa fenolik dan flavonoid melalui mekanisme sebagai berikut: (1) menangkap radikal bebas seperti ROS / Reactive Nitrogen Species (RNS); (2) menekan pembentukan ROS / RNS dengan menghambat beberapa enzim atau mengkomplekskan logam yang terlibat dalam produksi radikal bebas; (3) mengatur atau melindungi pertahanan antioksidan. Aktivitas reduksi dari senyawa fenolat dan flavonoid tergantung pada jumlah gugus hidroksil bebas dalam struktur molekul, yang akan diperkuat dengan halangan steriknya.
Luteolin adalah suatu flavon yang bertindak sebagai antioksidan, penangkap radikal bebas, agen antiinflamasi, modulator sistem kekebalan tubuh dan agen pencegah kanker. Isolasi polifenol dari jahe muda (Zingiber officinale) termasuk quercetin, kaempferol, asam galat rutin, yang terbukti dapat menghambat pertumbuhan sel kanker payudara manusia (MCF-7 dan MDA-MB-231).
Diet dengan konsumsi antioksidan yang tinggi seperti buah dan sayur dapat mengurangi resiko berbagai jenis kanker karena antioksidan dapat menjadi agen antikanker yang efektif. Polifenol dari strawberry, ekstrak wine dan polifenol green tea menunjukkan dapat menghambat pertumbuhan kanker payudara (MCF 7), oral (KB, CAL-27), colon (HT-29, HCT-118), dan prostat (LNCaP, DU-145), sedangkan flavonoid citrus dapat menghambat pertumbuhan sel leukimia HL-60.
Epigallocatechin merupakan antiangiogenesis yang efektif untuk menghambat invasi dan poliferasi sel tumor, dan menghambat pertumbuhan sel tumor kandung kemih dan sel kanker payudara. Kombinasi quersetin dan ultrasound pada sel kanker kulit dan kanker prostat menunjukkan mortalitas sebesar 90% dibawah 48 jam tanpa membunuh sel normal.
Fungsi flavonoid pada tanaman adalah :
1. Sebagai microorganism communication
2. Sebagai stimulant atau pertahanan
3. Sebagai pemberi pigmen
4. Sebagai flavouring
Flavonoid disintesis pada jalur phenylpropanoid, sedangkan senyawa phenolic disintesis pada jalur asam sikimat pada tanaman.